Saturday, September 13, 2014

Genggam Tanganku (Cukup) Kali ini

Malam semakin pekat, angin semakin berhembus dan aku masih terjaga dengan perasaan rindu yang luar biasa.

Dear kamu...
Lelaki berkumis tipis itu, apa yang kamu lakukan malam ini? 
Adakah rindu menjalari hatimu?
Seperti ia merasuk dengan sempurna menghancurkan pertahananku, atau kamu masih tetap sama tidak menyadari atau pura-pura tidak tahu bahwa ada hati yang sedang merindukanmu.

Dear kamu...
Lelaki yang tidak lain adalah adik dari sahabatku, entah sejak kapan perhatian serta rasa kagum ini berubah menjadi perasaan yang sulit untuk kuartikan. Entah sejak kapan pula, aku mulai merasa malu untuk hanya sekedar bertatap muka denganmu. Terkadang aku bertanya kepada Tuhan, dari bermilyar-milyar lelaki dimuka bumi ini mengapa harus kamu "lelaki itu", mengapa harus pada kamu rasa itu tumbuh menyerupai perasaan pohon kepada dedaunannya.

Dear kamu...
Lelaki yang ku anggap "adik" (dulu) tetapi dikamulah hatiku berhenti, memberi tanda finish, menyuruhku untuk tidak lagi mencari seakan bertanya "apa lagi yang kamu cari, jika yang didamba berada sangat dekat denganmu?" 

Ahhh kamu lelaki itu...
Bukannya takut buatku untuk mengungkapkan, tetapi terkadang yang aku takutkan adalah rusaknya rasa nyaman diantara kita, seumpama kamu yang menganggapku kakak, pun begitu aku yang menganggapmu adik hanya karena aku adalah sahabat kakakmu. 

Dear kamu...
Diantara kesunyian malam, kularungkan doa pada Tuhan, memohon dan meminta, cukup kali ini saja genggam tanganku tak perlu lama, tak perlu juga kamu tatap diriku cukup genggam tanganku.

"Ku persembahkan tulisan ini untukmu Dwi"