Sunday, December 15, 2013
Rindu adalah penyebab aku takut memulai
Rindu adalah penyebab aku takut menjalin
Rindu adalah penyebab aku tetap memendam
Rindu adalah penyebab aku tetap memilih bungkam
Karena ada yang menemani kemana-mana?
Karena rindumu punya tujuan?
Atau ada hal lain yang lebih dari itu? Entahlah, hanya kalian yang mampu menjawabnya. Alasanku memilih sendiri sampai usiaku yang saat ini menginjak 20 tahun sederhana saja,
Ahhh betapa jahatnya rindu itu.
Monday, December 9, 2013
Friday, December 6, 2013
Enam puluh anak yang terpilih dengan penuh semangat telah siap sejak pukul 09:00 pagi, mengenakan pakaian senada berwarna biru tampak wajah-wajah penuh kebahagiaan dari anak-anak itu. Aku, yang sejak pagi sudah berada di lokasi (Makam Raja-raja Tallo) sedikit merasa tersindir dengan mereka, bagaimana tidak biasanya di hari minggu sesudah subuhan, aku lebih memilih kembali memeluk bantal dan menarik selimutku, ketimbang menikmati minggu pagiku dengan segala aktivitas yang ku rasa tidak perlu, tetapi minggu ini aku memilih keputusan berbeda dari minggu-minggu sebelumnya.
Sunday, December 1, 2013
Ku tuliskan surat cintaku untukmu di tengah kekalutanku
Dear mama
Terima kasih untuk semua pelukan doa-doamu dari jauh
Dear mama
Ingatkan aku untuk segala janji yang ku ucapkan padamu
Dear mama
Terima kasih ku ucapkan untuk sosokmu yang selalu menjelma melebihi para bidadari :*
Friday, November 29, 2013
Aku menyebutnya sebagai rindu
Aku menyapanya sebagai kenangan
Hujan...
Aku memilihnya sebagai sahabat
Aku memeluknya sebagai kehangatan
Hujan...
Aku menginginkannya sebagai pasangan, tetapi
Hujan...
Aku melupakannya sebagai masa lalu
Thursday, November 28, 2013
Tak ada sapaan
Tak ada teguran
Tak ada tawa
Aku sendiri berteman tembok
Yang ada hanya semilir angin
Menemani siang malam
Aku terikat dengan borgol
Yang kokoh
Hanya diam
Aku sendiri berteman tembok
Tak ada cerita tentang masa depan
Semua sudah tertutup oleh kabut
Kabut yang sudah,
Menutup tentang cerita masa depanku
Serui, 22 jul 10
Tuesday, November 26, 2013
Monday, November 25, 2013
Mengapa kau begitu sulit, untuk memejamkan matamu?
Mengapa kau begitu sulit, bercumbu dengan mimpimu?
Dear wanita yang susah tidur.
Adakah rindu, yang belum tersampaikan hingga kau sulit merebahkan tubuhmu?
Adakah perasaan yang belum kau ucapkan untuk menenangkan hatimu?
Atau adakah sosok yang ingin kau kecup sebelum tidurmu?
Dear wanita yang susah tidur.
Jagalah imanmu, jaga perangaimu hingga kelak kamu mendapati apa yang kamu inginkan
Wednesday, November 6, 2013
Sunday, November 3, 2013
"Mendidik adalah kewajiban orang-orang terdidik"
Minggu adalah hari yang menyenangkan, untuk mereka yang berkeluarga minggu berarti menikmati moment-moment indah di akhir pekan. Sedang, minggu untuk seorang anak kos berarti waktu tidur yang lebih panjang dari biasanya dan hukum mandi yang wajib dua kali sehari menjadi makruh dengan hanya sekali mandi dalam sehari. Tetapi berbeda denganku, minggu buatku adalah menjemput sedikit kebahagiaan dengan melihat senyum dan canda tawa anak-anak didikku :)
Ya, aku adalah seorang volunteer di salah satu sekolah non formal bernama "Lentera Negeri" di sekolah inilah biasanya setiap minggunya aku mengajar bersama beberapa teman-teman volunteer lain. Minggu ini adalah jadwal mengajarku di kelas C (kebetulan kami telah memiliki tiga kelas, di dua lokasi berbeda) untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika. Kelas C ini berada di salah satu kompleks padat penduduk yang tidak begitu jauh dari tol.
Sesampai di lokasi, aku sangat terkejut karena siswaku yang datang baru satu orang, aku menyempatkan diri menunggu selama sejam dan hasilnya hanya lima orang yang datang, jujur aku sangat kecewa. Setelah mewawancarai beberapa anak, ternyata hari itu banyak teman-teman mereka yang tidak tau akan ada kelas belajar, karena tak sempat di umumkan oleh pengurus Masjid (kebetulan, kami menggunakan Masjid sebagai tempat belajar mengajar) dan akhirnya sebagian anak-anak ini memilih pergi bekerja. Anak-anak didikku memang berasal dari keluarga ekonomi bawah, oleh sebab itu ketika pulang sekolah atau ketika libur, mereka lebih memilih untuk bekerja baik sebagai pengamen atau loper koran.
Aku tak ingin membuat anak-anak yang sudah datang kecewa, walaupun mereka hanya berlima aku tetap harus mengajar. Karena jumlah mereka sedikit, maka kupuskan untuk merubah metode pembelajaranku. Hari ini mereka akan belajar mengarang, menuliskan aktivitas mereka hingga impian dan cita-cita mereka.
Salah seorang anak menarik perhatianku, namanya "Muhammad Akbar" ayahnya adalah seorang pedagang ikan, ia menceritakan aktivitasnya sehari-hari di mulai saat adzan subuh berkumandang, hingga magrib yang datang menjemput. Sepulang sekolah Akbar biasanya tak langsung pulang, ia lebih memilih menjajakan koran di sekitar lampu merah yang tak jauh dari rumahnya, menurutnya itu adalah pekerjaan yang sangat mudah, menjual, mendapatkan uang dan hasilnya bisa ia tabung untuk keperluan sekolahnya. Begitu setiap harinya, sungguh seorang anak yang harus terpaksa berpikir dewasa mengenai masa depannya sendiri, kala anak-anak seusianya hanya tau soal tidur, belajar, bermain dan makan. Jujur, aku terkesima membaca tulisannya. Bahkan, aku sempat membaca ulang beberapa kali tulisan itu, takut jika ada yang terlewat.
Pada bagian akhir tulisan itu aku kembali terpaku dengan impian dan cita-cita Akbar. Impiannya sederhana, ia ingin membelikan rumah untuk kedua orang tuanya, impian yang mungkin untuk anak seusianya tidak terfikir sama sekali. Cita-citanya pun amat simpel, ia hanya ingin menjadi orang baik dan seorang ustad. Ahh Akbar hari ini kamu berhasil membuatku jatuh hati, kamu juga berhasil mengajarkanku apa arti kehidupan ini, sungguh simpel sesimpel cita-citamu yang ingin menjadi orang baik :)
"Untukmu Muhammad Akbar , sahabat kecil yang menginspirasi :)"
Saturday, November 2, 2013
"Karena Allah selalu mempunyai rencana yang Indah"
Minggu yang terlewat cerah pikirku, sayang jika ku lewatkan hanya dengan berdiam diri di kosan. Aku bergegas menyusun segala rencanaku hari ini, pergi mengajar, pergi ke toko buku, mampir di rumah tante dan beberapa hal lain yang ingin ku lakukan. Segala persiapanku sudah terlihat sangat matang aku bergegas mengambil ranselku, mengisi barang-barang yang ingin dan harus ku bawa.
Kakiku yang sudah siap melangkah keluar rumah, di kagetkan dengan bunyi suara Hpku. Betapa shocknya aku ketika mendapat sebuah sms dari seseorang yang tidak ingin lagi ku ketahui kabarnya. Bukan sekedar shock biasa, tidak ku sangka seseorang yang ku kenal selama ini sangat menjaga citranya mengirimkan sebuah sms yang sangat memalukan dan merusak citranya sendiri di depanku.
"Saya mohon dek, jangan ceritakan hubungan yang pernah kita jalin pada DIA, karena jika adek menceritakannya maka sama saja adek tidak menginginkan saya bahagia atau sengaja menghancurkan hubungan saya"
Nah, loh apa-apaan ini, sms di pagi hari yang menghancurkan segala moodku. Aku tak pernah atau terfikir saja pun tidak untuk menceritakan hubunganku dengan lelaki (Pengecut) itu pada siapapun, lalu mengapa ia terlalu GR dan menuduhku yang macam-macam -_-.
Marah, jelas. Tetapi aku tak ingin meladeninya, aku teringat sebuah pepatah yang sangat terkenal
"Anjing menggonggong, khafilah berlalu"
Walau tuduhan itu rasanya sangat menyakitkan, tapi biarlah aku tak ingin ambil pusing ku biarakan segala hal yang sudah terjadi menjadi pelajaran berharga buatku hingga pada akhirnya waktu yang menjawab segalanya. Tak ada angin ataupun hujan lagi-lagi lelaki itu mengirimkan sebuah sms padaku.
"Dek, DIA akan menikah. Tetapi dengan orang yang bukan saya"
Hmmm, reaksiku? Entahlah. Aku tak tau apa aku harus senang atau aku harus menertawakan nasibnya, tapi satu pertanyaan muncul di benakku
"Priakah kamu??"
Meninggalkanku tanpa penjelasan demi gadis pujaanmu, sampai tega menuduhku yang macam-macam, dan kini kamu mencoba kembali padaku?
Hmmm mengenaskan, aku tak tau harus bersikap apa sekarang padamu. Berteman, musuh atau apa,sampai hari ini belum ku dapatkan satu jawaban yang pasti. Lagi, aku membiarkan waktu yang akan menjawab segala pertanyaan yang masih tidak ku temukan jawabannya itu.
"Untukmu, sahabat-sahabatku. Karena rencana Allah selalu lebih indah :)"
"Jika Senja, mampu mendamaikan maka tak ada lagi nikmat Tuhan yang bisa diingkari"
November, bulan ke sebelas dari dua belas bulan dalam setahun adalah salah satu bulan yang paling ku sukai. Entah sejak kapan aku menyukai bulan november dan entah sejak kapan pula aku begitu merasa spesial akan bulan november, tp bagiku november adalah sebuah titik balik akan sebuah pengharapan yang baru.
Sore ini, rasanya november semakin spesial saja. Aku menyusuri sepanjang jalan di kotaku melewati gedung-gedung tinggi yang berjejer dengan sangat rapi hingga aku tiba di sebuah pantai yang sangat terkenal, bila kalian menyebut "Pantai Losari" saat berkunjung ke Makassar, maka di jamin orang Makassar akan sangat antusias menjelaskannya. Pantai losari, sebuah tempat yang yang banyak menyimpan moment indah untuk mereka yang sedang di landa cinta, tapi pantai losari juga mampu menjelma menjadi tempat yang menyedihkan untuk mereka yang sedang patah hati .
Aku duduk termenung seorang diri, menikmati soreku yang damai, menikmati riuh sekelompok orang yang sibuk berbicara serta menikmati hilir mudik orang-orang dengan aktivitasnya masing-masing. Tetapi, dari semua hal yang ku sukai sore ini adalah senja yang berubah menjadi jingga, senja yang mampu menyampaikan setiap perasaan rindu, serta senja yang selalu sempurna memeluk setiap insan yang tengah jatuh cinta, sungguh pemandangan yang mendamaikan, pemandangan yang membuatku takjub. Sungguh Allah sempurna menciptakan setiap ciptaannya.
Senja sore ini adalah senja milikku, senja di awal bulan november, entah mengapa aku merasa Tuhan menciptakan senja hari ini hanya untukku. Senja yang sangat indah, senja yang membawaku untuk kembali selalu bersyukur akan setiap ciptaan Tuhan, jika senja mampu mendamaikan, maka tak ada lagi nikmat Tuhan yang bisa ku ingkari.
Untuk Mu Allah
Yang sempurna menciptakan setiap ciptaan Mu
Untuk Mu Allah
Yang selalu membuatku tercengang akan kuasa Mu
Untuk Mu Allah
Yang selalu memelukku, walau terkadang aku mengingkari Mu
Untuk Mu Allah
Maaf, jika aku kerap kali lupa pada Mu
Thursday, October 31, 2013
"Cinta adalah menyimpan, di simpan dan tersimpan untuk waktu yang tepat"
Banyak yang bertanya padaku, mengapa aku lebih memilih diam, mengapa tidak kuungkapkan saja perasaanku pada Dia, toh kesempatan itu sudah di depan mata, dengan begitu aku tak akan tersiksa dengan perasaanku sendiri. Mengapa? Mengapa? dan lagi lagi Mengapa?
Aku hanya tersenyum dengan pertanyaan yang selalu sama setiap bertemu dengan beberapa temanku. Asal mereka tau saja, aku tak pernah tersiksa dengan rasa yang tidak pernah kuungkapkan, justru aku menyukainya karena semakin aku menyimpannya maka semakin menarik aku menikmati kehidupanku :)
Ayah selalu berkata padaku
"Jangan pernah mengatakan cinta kepada lelaki manapun, kecuali ia telah sah menjadi milikmu"
Mungkin karena kalimat inilah, aku terlahir menjadi perempuan yang memegang prinsip kuno, bahwa aku tak boleh mengungkapkan perasaanku terlebih dahulu, bahwa aku harus tetap menyimpannya dan lagi, menunggunya.
Pertemuan di Masjid itu berakhir begitu saja, aku tetap memilih diam dan Dia? Entahlah, aku kembali ke duniaku yang senyap, dunia yang lagi-lagi hanya aku seorang diri yang menikmatinya :(
Jika aku berbicara tentang waktu, maka waktu berjalan lagi-lagi dengan sangat lambat, Dia pulang ke kota tempatnya harus melanjutkan study, sedang aku mulai di sibukkan dengan persiapan UN ku kala itu. Lagi-lagi tak ada komunikasi di antara kami (huh jangan berharap ada, toh dia tak pernah tau perasaanku), lagi-lagi kegamangan dan lagi-lagi hening.
Aku menjalani kehidupan yang sangat lambat selama 4 tahun semenjak pertemuan terakhir kami di Masjid waktu itu, aku tak pernah mengira jika tahun ini adalah tahun ke 6 aku menyukainya, tahun ke 6 aku tetap memilih bungkam dan tahun ke 6 aku tetap memilih dia sebagai orang yang ku sukai :)
Enam tahun, bukan waktu yang singkat menurut sebagian orang, bahkan beberapa teman menilaiku sebagai orang yang aneh -_-, tapi lagi dan lagi aku hanya diam dan memilih tersenyum untuk penilaian mereka terhadapku.
Ya jika tahun-tahun itu di total maka batas waktu yang melebihi batas waktu berlakunya SIM dan KTP itu sudah pada tahun ke enam. Dan selama itu aku hanya mampu menyampaikan rinduku melalui hujan yang datang menyapaku, aku hanya mampu mengungkapkan kekagumanku melalui senja yang berubah menjadi jingga dan aku hanya mampu berharap suatu saat kita menjadi titik yang tidak berakhir koma.
"Untuk DIA, yang ku tunggu selama 6 tahun ini. Untuk DIA yang menginspirasi setiap tulisanku. Jangan membuatku menunggu lebih lama atau di saat kamu menyadarinya, aku bukan lagi seorang koma tetapi aku telah menjelma menjadi titik dengan orang yang bukan kamu :)"
The End
Sunday, October 27, 2013
"Cinta bukan lagi tentang waktu, tapi cinta adalah keberanian mengungkapkan rasa"
Sore ini adalah sore paling mendamaikan dari semua sore, aku masih terpaku di tempat yang sama, masih terdiam dan masih melihat ke arah yang sama. Suara adzan membuyarkan lamunanku aku bergegas masuk ke dalam Masjid, entah mengapa aku tak ingin DIA menyadari keberadaanku, menyadari ada seseorang yang memperhatikannya sejak tadi. Ahhhh mengapa mataku rasanya tak ingin lepas melihat ke arahnya, bahkan pembatas yang memisahkan batasan antara shaf pria dan wanita tak mampu menghalauku untuk tetap memandang ke arahnya. Pandangan yang dua tahun belakangan terasa redup kembali bersinar lagi ^^.
Dua tahun yang aku habiskan dalam senyap rasanya kembali riuh, potongan-potongan siluet masa lalu kembali terputar ulang dalam memori ingatanku, rasanya sungguh aneh dia yang bukan siapa-siapaku mampu masuk dan meninggalkan sebuah jejak-jejak cerita yang panjang. Dan semua itu semakin aneh lagi, ketika memoar itu kembali menambah sebuah cerita dengan hanya memandang Dia. Waktu shalat telah usai, aku berjalan menuju teman-temanku dan Dia berjalan pada kumpulan anak-anak yang siap untuk belajar mengaji. Sungguh, Dia menambah satu hal yang ku sukai lagi darinya. Anak-anak itu tesenyum ke arahnya, berlari dan memeluknya. Pemandangan yang mendamaikan. Senyum itu, lagi-lagi senyum itu merekah dari bibirnya, aku menyukainya :).
Rapat yang ku hadiri bersama beberapa temanku telah usai, masing-masing dari mereka bergegas pulang meninggalku sendiri di Masjid yang masih terpaku dalam diam, dan masih menikmati lamunanku.
"Wiwi, belum pulang dek??"
suara itu mengagetkanku dari lamunanku, aku berbalik untuk sekedar melihat siapa orang yang menyapaku, dan ya Allah Dia menyapaku? Tidak Dia bukan hanya sekedar menyapaku tapi Dia juga tau siapa namaku, mungkin aku sangat GR mendengar sapaan darinya, tapi sungguh itu adalah sapaan pertamanya untukku :)
"He eh, belum kak tunggu jemputan"
Kataku setengah tergagap karena grogi, entahlah dia menyadari kegrogianku atau tidak, tetapi aku berharap dia tak menyadarinya.
Dia tersenyum ke arahku, senyum tulus yang selalu membuatku teringat padanya, dan aku lagi-lagi terpaku karena senyum itu :(
Aku berjalan mendahuluinya ke pelataran Masjid, terduduk dan memainkan pandanganku ke halaman Masjid yang luas, di luar dugaanku dia mengikuti dan duduk tak jauh dari tempatku. Hening, bahkan aku sampai tak mendengar suara angin maupun hembusan nafasku sendiri, mungkin aku terlalu grogi karena ada Dia di sampingku.
Aku mencuri pandang ke arahnya, memerhatikannya dengan seksama, ahhh dia serupa dengan ayah, seorang pria tenang, dingin dan tak banyak bicara dan aku semakin menyukainya, aku terfikir untuk mengatakan perasaanku padanya, tapi tidak aku seorang perempuan yang masih memegang prinsip kuno itu dan aku tetap memilih diam........
Friday, October 11, 2013
"Lelaki yang baik, adalah lelaki yang tidak pernah mengeluh di depan orang yang ia cintai"
Hembusan angin malam ini sangat menyejukkan, bau tanah basah setelah hujan sangat sempurna melengkapi malam ini. Malam yang berjalan dengan sangat lambat, membawaku kembali pada masa kanak-kanakku masa di mana aku selalu bersama dan mengikuti lelaki pertamaku. Ahhh aku merindukan lelaki pertamaku :(
Lelaki pertama yang aku panggil dengan sebutan bapak, pria tangguh yang tak kenal lelah mencari nafkah demi istri dan kedua putrinya. Aku ingat setiap aku meminta sesuatu darinya bapak tak pernah menolak, ia selalu berkata "Ya".
Bapak adalah sosok sempurna buatku, sikapnya yang kaku, dingin, tak banyak bicara dan satu hal yang terpenting adalah bapak bukan seorang "Perokok" membuatku ingin mencari sosok sepertinya, aku kagum padanya, tapi manusia tidak ada yang benar-benar sempurna kan?? bapak adalah orang yang sangat protek mengenai segala hal apalagi yang berhubungan sama seorang pria. Walau aku tau semua demi kebaikanku, tapi terkadang aku cukup marah dengan perlakuan bapak yang satu ini terhadapku :(. Bapak pernah mengatakan sebuah kalimat yang sampai hari ini tidak pernah aku lupakan.
"Tidak peduli siapa pacar kamu nak, siapa lelaki yang tengah dekat denganmu atau siapa tunangan kamu, karena orang yang bapak anggap sebagai pria adalah siapa lelaki yang gagah dan berani menemui bapak untuk meminangmu"
Kalimat yang sampai hari ini masih tetap aku pegang, kalimat yang melahirkanku sebagai seorang gadis yang tetap memilih dan memihak pada tradisi kuno, bahwa lelakilah yang harus terlebih dahulu menyatakan cintanya. Ya, mungkin terlihat kuno memang, tapi itulah salah satu garis tradisi yang berusaha di tanamkan bapak sang lelaki pertama untukku.
"Untuk lelaki pertama yang selalu aku rindukan, jaga kesehatanmu anakmu baik-baik saja di sini Miss you :*"
Thursday, October 10, 2013
Wednesday, October 9, 2013
Tapi hanya soal waktu, karena cinta memang adalah waktu ketika AKU dan DIA ^^.......