Sunday, December 15, 2013

Jangan (dulu) Ambil Dia

Rindu itu lagi-lagi menyerangku, seperti biasa lagi dan lagi aku tak bisa menampikknya. Tuhan aku merindukan sosok "wanita pertamaku". Sosok tangguh yang tak pernah letih mendoakan dan mengucap syukur atas kehadiranku. Aku ingin merengkuhnya, membawanya masuk ke dalam pelukanku tanpa pernah aku melepaskannya lagi. Wanita anggun yang tak pernah letih memancarkan senyumnya, walaupun aku tahu dia sangat letih.

"Nggak papa masih ada kesempatan lain nak", kalimat yang selalu ia ucapkan saat aku kembali bertemu dengan titik jatuhku, kembali bertemu dengan situasi yang hampa. Memelukku, mengelus punggungku, dan mencium keningku adalah hal luar biasa yang tidak pernah bisa tergantikan oleh siapapun. Sosoknya lah yang mampu membuatku agar tetap tegar, agar tetap berdiri di kala kakiku terkadang sudah tidak mampu lagi menopang tubuhku.

Tuhan, tolong dengarkan pintaku. Aku tahu, terkadang aku melupakanmu, terkadang aku mendustaimu. Tapi kali ini, tolong dengarkan pintaku. Jangan dulu ambil dia Tuhan, aku belum mampu membalas jasanya, aku belum mampu membuatnya menangis untuk sebuah kebahagiaan, aku belum mampu menggantikan rasa sakit yang ia alami karena mengandungku. Tuhan, bahkan aku belum mampu mendapatkan sosok yang bisa menjagaku kelak jika ia pergi.

Ku mohon tuhan jaga ia selalu wanita pertamaku, wanita tangguhku, wanita anggun yang pernah ku kenal, wanita yang tak pernah lupa menyapa MU di kala Engkau sudah memberi kode. Tiada lagi yang bisa ku pinta kepada Mu Tuhan, selain jangan dulu ambil ia sosok yang ku doakan mungkin hanya sekali, di bandingkan ia yang mendoakanku berkali-kali.

Rindu

Rindu adalah penyebab aku takut jatuh cinta
Rindu adalah penyebab aku takut memulai
Rindu adalah penyebab aku takut menjalin
Rindu adalah penyebab aku tetap memendam
Rindu adalah penyebab aku tetap memilih bungkam

"Orang yang aneh", kalimat itu sudah terlalu sering menyapa telingaku, sudah terlalu biasa untuk di dengar olehku. Aku tak pernah lagi mempedulikan setiap ucapan sinis mereka yang tak ingin berteman denganku, buatku biarlah aku menjalani setiap hembusan nafasku dengan caraku sendiri. Pilihan untuk tak jatuh cintapun biarlah aku yang memahaminya sendiri, tidak bukan tak jatuh cinta tapi aku tak ingin terjebak dalam sebuah perasaan yang belum punya tujuan yang pasti.   

Terkadang (maaf), aku bingung dengan mereka yang memilih pacaran. Apa untungnya?
Karena ada yang menemani kemana-mana?
Karena rindumu punya tujuan?
Atau ada hal lain yang lebih dari itu? Entahlah, hanya kalian yang mampu menjawabnya. Alasanku memilih sendiri sampai usiaku yang saat ini menginjak 20 tahun sederhana saja,

"Karena belum ada lelaki yang pantas mendapatkanku"

Mungkin sedikit narsis tapi biarlah, toh ini hidupku. Aku sendiri yang menjalani setiap hembusan nafas yang sudah di tiupkan Tuhan untukku, lalu kenapa penilaian orang selalu jadi patokan, hufftt. Aku memang tak suka jatuh cinta, alasannya satu "Rindu". Nyeseknya rindu itu yang melelahkan buatku, ketika rindu dan tak tersampaikan rasanya itu pengen marah-marah ke orang (pengalaman pribadi), mending kalau rindu ada status hubungan yang jelas, nah kalau nggak? Mau di alihkan ke mana rindu itu? 

Aku bisa saja mengungkapkan perasaan rindu itu, tapi jelas aku tak bisa melanggar prinsipku, aku tetaplah seorang wanita yang "kuno". Wanita yang lebih memilih memendam, yang lebih memilih menyimpan dan menutup perasaanku sendiri. Karena aku tahu, akan ada lelaki yang tepat untukku di saat yang tepat pula, akan ada rindu yang halal, yang akan aku ungkapkan kepada pemiliknya kelak.
Rindu, satu kata yang mampu membuat hujan melupakan pekatnya malam. Rindu pulalah yang mampu membuat seseorang menjadi stalker.
Ahhh betapa jahatnya rindu itu.

Monday, December 9, 2013

Duka

"Pulanglah", kata pembuka itulah yang kuucapkan kepada Hujan. Aku tahu, kata itu lebih menyakitkan di bandingkan sebilah pisau yang mencumbu mesra jemariku, kata itu pulalah lebih menyakitkan di bandingkan rintik hujan yang memeluk tubuhku. Hujan ia selalu datang di saat aku mencapai sebuah klimaks dalam hidupku, hujan kau tahu saat kau mulai menyebut senja hatiku semakin sesak di buatnya.

Hujan, hari ini kita kembali bertemu dalam sebuah kesempatan yang tidak ku inginkan, dalam sebuah kesempatan yang juga tidak pernah aku harapkan. Hujan ketika biasanya aku menunggumu karena pesan rindu itu, kali ini aku tidak lagi mengharapkan kedatanganmu. Kau tahu, senja dan hujan tidak pernah tercipta untuk saling melengkapi, senja dan hujan ia hanya akan selalu saling berkaitan, ia hanya akan saling bertatapan tanpa bisa saling merangkul. Ketika dulu aku teramat menyukaimu (hujan) untuk rintik yang selalu menghadirkan suara merdu, kali ini tidak. Rintik itu serupa sayatan tajam yang menggores hingga ke dinding hati. 

Aku terdiam beberapa saat, menatap nanar untuk hujan yang memelukku dengan mesra sore ini. Menahan napas agar aku tak lagi tersesat untuk jalinan yang menyakitkan. Hujan kita tidak serupa dengan sepatu ataupun sendal yang memang tercipta untuk saling melengkapi, kitapun tidak tercipta seumpama bintang dan bulan yang mampu melengkapi malam yang begitu pekat. Mengertilah "Hujan dan Senja" hanya tercipta untuk saling berkaitan, untuk saling menyapa, untuk saling mengharapkan tanpa punya tujuan, tanpa punya akhir yang pasti.

Catatan untuk kamu "Duka"


Friday, December 6, 2013

Wisata Sejarah

Entah sejak kapan aku mulai menyukai anak-anak, bagiku anak-anak adalah malaikat-malaikat kecil yang mampu membuatku tersenyum dengan sangat lama, yang mampu meringankan sedikit bebanku ketika aktivitasku mulai menjenuhkan, yang mampu mengalihkan duniaku hanya dengan  melihat senyum dan tingkah mereka yang polos. 10 november bertepatan dengan hari pahlawan, aku menyibukkan dan merelakan hari liburku (tepatnya waktu tidurku yang bisa lebih panjang dari hari biasa hehehe) dengan mengikuti sebuah kegiatan yang di adakan oleh LEMINA, kegiatan tersebut adalah "Wisata Sejarah" dimana kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengajak anak untuk mencintai sejarah sejak dini. Kebetulan pada kegiatan ini, aku bertindak sebagai salah satu volunteer yang mengajak anak-anak bermain games (Pos Denah).

Enam puluh anak yang terpilih dengan penuh semangat telah siap sejak pukul 09:00 pagi, mengenakan pakaian senada berwarna biru tampak wajah-wajah penuh kebahagiaan dari anak-anak itu. Aku, yang sejak pagi sudah berada di lokasi (Makam Raja-raja Tallo) sedikit merasa tersindir dengan mereka, bagaimana tidak biasanya di hari minggu sesudah subuhan, aku lebih memilih kembali memeluk bantal dan menarik selimutku, ketimbang menikmati minggu pagiku dengan segala aktivitas yang ku rasa tidak perlu, tetapi minggu ini aku memilih keputusan berbeda dari minggu-minggu sebelumnya.

 Ahaaaa buat lingkaran dulu yuk, sekalian kita perkenalan ya sobat-sobat cilik ^^

Hari itu aku menerima tawaran menjadi salah satu volunteer repot-repot dalam kegiatan "Wisata Sejarah", dalam kegiatan ini aku dan salah satu volunteer yakni Kak Calu di haruskan untuk menjelaskan kepada peserta bahwa mereka harus menggambar kembali denah yang telah di sediakan sebelumnya ke dalam buku kecil milik mereka yang telah di bagikan. Denah-denah tersebut harus diisi dan di beri tanda dengan keterangan nama raja-raja yang dimakamkan di tempat tersebut. Jujur, ini adalah kali pertama aku menginjakkan kaki di makam raja-raja tallo. Andai saja aku tidak tercatat sebagai salah satu volunteer, mungkin aku tidak akan pernah berkunjung ke salah satu tempat warisan budaya ini. Kegiatan ini secara tidak langsung, ikut membangkitkan semangatku untuk lebih mengenal lagi tentang sejarah perjuangan leluhurku. Bagaimana tidak, sejarah selalu diidentikkan dengan hal-hal yang membosankan, terakhir aku belajar soal sejarah adalah saat aku duduk di bangku SMA. Selain itu sejarah selalu dikaitkan dengan hafalan dan guru yang terbilang killer (pernah ngalamin -_-).

Yukk sobat cilik liat dulu denahnya yang di tangan kakak terus di gambar ya ^^

 Denahnya gambar yang benar ya sayang :D

Dalam kegiatan "Wisata Sejarah" ini selain games menggambar denah-denah makam, para sobat-sobat kecilku juga mengikuti games kenali raja-raja tallo, dalam kegiatan ini mereka mendapat semacam kuliah singkat tentang raja-raja yang di makamkan di kompleks makam raja-raja tallo. Ada juga games kenali bangunan sejarah, di mana games ini bertujuan memperkenalkan bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Makassar (sekalipun tinggal di Makassar saya juga nggak hapal-hapal amat bengunan bersejarah apa saja yang ada di kota ini >.<). Selain itu games yang paling bikin ngakak adalah games temukan pahlawanmu, bagaimana tidak pada games ini para sobat-sobat kecil saya di minta untuk memilih 10 gambar pahlawan dan di tempelkan pada peta yang sudah di sediakan.

Pahlawannya di tempel sesuai daerah asalnya ya :D

 Hayoooo ini sudah benar apa belum??

Pada games ini ada beberapa sobat cilik yang memasang tidak sesuai daerah asal sang pahlawan, dan pas di tanya kok masangnya malah keluar dari Negara Indonesia dengan polosnya dia menjawab,
"Ye, kak Presiden saja bisa keluar negeri masa pahlawan nggak", malah ada juga yang jawab "Itu pahlawannya jadi TKI kak". Saya dan beberapa teman-teman volunteer hanya bisa di buat terpana dan tertawa mendengar jawaban salah satu sobat cilik itu. Games terakhir pada kegiatan "Wisata Sejarah" kali ini adalah aku bisa sejarah pada games ini sobat-sobat kecil di minta menuliskan kesan-kesannya pada metaplan yang sudah di sediakan.

Hihihihihi tulisannya sobat-sobat cilik agak susah di baca ya >.<

 Adek-adeknya lagi menari ini, buat menghibur teman-temannya 

Sebelum bubaran kita pose dulu ya ^^

Wisata Sejarah bareng Sobat

 Kakak-kakak Volunteernya pose dulu ya :D

 Hihihi kakak-kakak volunteernya juga manusia ya, jadi istirahat dulu :D

Biar di kompleks makam posenya tetap kece ya hahahaha
Setiap orang pasti mempunyai sejarah. Dan sejarah dari masing-masing pribadi kita berbeda, entah aku, kamu dan kalian. Aku tak pernah di perkenalkan menikmati dan menyukai sejarah saat usiaku seusia sobat-sobat kecilku, sejarah yang tertanam dalam benakku adalah sejarah yang sangat membosankan, sejarah yang mengharuskanku menghafal setiap tanggal lahir dan wafatnya pahlawan-pahlawan negeri ini, tetapi kali ini sejarah berubah menjadi sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang bisa ku nikmati, sesuatu yang membuatku tidak harus tertidur di kelas karena mendengar tanggal-tanggal lahir dan wafatnya pahlawan-pahlawan negeri ini. Oleh sebab itu, jangan pernah melupakan sejarah dan mari perkenalkan sejarah kepada anak sejak dini ^^.




Sunday, December 1, 2013

Kerinduan untuk Mama

Entah dari mana aku harus memulainya, satu hal pasti yang ku tahu aku sangat sangat sangat mencintai dan merindukanmu. Wanita anggun yang selalu mendekapku. Mama, kerinduan ini semakin menyesakkan untukku. Malam ini, seperti biasa di tengah rutinitasku angin kembali menghembuskan banyak rindu untukmu, aku kembali pada titik jatuhku. Mama, titik jatuh itu seperti bom waktu, ia benar-benar mampu menciptkan kekosongan menjadi semakin pekat.

Mama, aku kembali menjadi hujan di tengah temaram bulan, aku kembali menjadi ombak di saat lautan mulai tenang, aku kembali menjelma menjadi sosok yang tidak aku, kau dan orang-orang inginkan. Mama, titik jatuh itu menjelma menjadi kekosongan yang kembali datang memelukku, memelukku dengan sangat erat dan hebat. Aku tak sanggup memeluknya sendiri ma, aku tak kuat berada pada kondisi seperti ini. Mama, pekatnya malam membungkus tubuhku bersama kekosongan. Ma, aku ingin berlari, tapi kau selalu jadi alasan mengapa aku harus bertahan.Mama, aku merindukan dekapanmu. Mama, aku merindukan senyummu. Mama, aku merindukan omelanmu.

Dear mama
Ku tuliskan surat cintaku untukmu di tengah kekalutanku
Dear mama
Terima kasih untuk semua pelukan doa-doamu dari jauh
Dear mama
Ingatkan aku untuk segala janji yang ku ucapkan padamu
Dear mama
Terima kasih ku ucapkan untuk sosokmu yang selalu menjelma melebihi para bidadari :*