Wednesday, September 11, 2013

17 Agustus 2013

Happy Independence Day.Entah mengapa hari ini, aku seperti mendapatkan energy tambahan yang sangat luar biasa, mungkin karena bertepatan dengan Negara ini Indonesia merayakan ulang tahunnya yang ke 68, tapi alasan dari semangat dan kebahagiaanku hari ini yang paling utama adalah salah satu mimpi atau keinginanku dapat tercapai, untuk pertama kalinya aku dapat merayakan acara 17 agustus bersama sobat-sobat kecilku di Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA Tamangapa) Antang Makassar.

Aku dan beberapa teman dari Penyala Makassar dan Lemina akan merayakan 17 agustusan dengan mengadakan beberapa lomba salah satunya adalah lomba “Nulis Bareng Sobat”. Kegiatan ini menarik, karena masing-masing dari kami para volunteer akan mendampingi masing-masing satu anak, dan ini adalah sebuah tantangan tersendiri buatku, ini kali pertama dalam hidupku aku di minta mendampingi salah satu anak untuk menulis dan ini bukan sekedar menulis biasa tapi ini adalah sebuah lomba di mana temanya pun telah di tentukan oleh teman-teman panitia yakni “Independence Day” 

Aku di pilih oleh seorang sobat kecil bernama Syahrul Yasin Limpo(ini benar nama asli sobat kecilku), sebelum ia memulai menuliskan ceritanya kami terlebih dahulu melakukan diskusi singkat, aku mempelajari lebih dekat tentang sosok anak ini. Mungkin tergolong agak kepo atau apalah istilah anak ababil belakang ini, aku menanyainya tentang profesi kedua orang tuanya tentang apa yang ia sukai dan akhirnya aku bertanya pada pertanyaan intiku. 

“Syahrul, pernah ikut lomba 17 agustusan nggak??”
“Pernah kak, lomba balap karung”, ucap syahrul seraya menatapku dengan mata yang berbinar penuh kebanggaan. 
“Menang nggak??” aku kembali memulai percakapan dengannya
“Kalah sih kak, tapi syahrul senang soalnya bisa lompat-lompat di dalam karung udah gitu kalau jatuh seru soalnya pada teriak gitu teman-temannya”

Sejenak aku termenung, di daerah yang jauh dari kata bersih dan layak tinggal ini aku kembali menemukan sebuah pelajaran penting ketika bahagia itu bisa di dapatkan hanya dengan mengikuti sebuah lomba balap karung. Tuhan benar-benar Maha adil, anak-anak yang serba kekurangan ini ternyata memiliki hidup yang jauh lebih bahagia di banding aku yang boleh di katakan jauh lebih beruntung. 

Aku menatap bocah di hadapanku dengan seksama, dia sungguh luar biasa.
“Jadi, bagaimana kalau syahrul nulisnya tentang lomba 17san taun kemari aja dek, waktu syahrul ikut lomba balap karung??”
“Tapi kan di situ saya kalah kakak??” ucapnya dengan nada polos
“Menang dan kalah itu sama saja, yang penting syahrul pernah ikut lomba” hiburku seraya mengelus kepala bocah laki-laki itu. 

Ia menatapku sekilas seraya tersenyum padaku, senyum paling manis yang ku dapatkan saat itu. Tak butuh waktu lama ia menarik tanganku, mengajakku mengambil posisi paling pojok dari peserta dan para volunteer yang lain.

Syahrul tak banyak bertanya padaku, sesekali ia hanya memperlihatkan tulisannya bertanya apakah cara penulisannya sudah benar atau belum, jujur aku cemburu pada anak-anak di sekelilingku salah satunya Syahrul begitu mudahnya mereka merasakan kebahagiaan di tengah keterbatasan, sedang aku? Terkadang sulit merekah senyum bahkan terlihat acuh dan tak bahagia padahal di bandingkan mereka, mungkin nasibku jauh lebih beruntung di banding sobat-sobat kecilku. 

“Kakak, syahrul sudah nulisnya”, ucapanya menyadarkanku dari lamunan.
“Oh sudah, sini kakak liat” ucapku seraya mengambil kertas yang sudah penuh dengan coretan tangannya. Agaknya tulisan Syahrul memang jauh dari kata rapi, tapi aku menyukainya kertas yang tadinya putih telah terisi penuh dengan tulisan dan kata-kata polosnya. Aku mengembalikan kertas yang sudah ku baca tadi. “Syahrul, kertasnya di kumpulin ke kakak panitianya ya” kataku sambil menyodorkan kertas miliknya. 
“Iya kak” ucap bocah itu seraya tersenyum padaku 

Pengumuman pemenang segera di mulai, raut cemas karena takut mengalami kekalahan terpampang jelas di wajah bocah-bocah itu. Baik Syahrul dan bocah-bocah lain yang mengikuti perlombaan “Nulis Bareng Sobat” terlihat mengerumuni Kak Udpa salah satu panitia yang akan mengumumkan pemenang perlombaan.

Aku hanya bisa tersenyum memandang tingkah mereka. Kak Udpa mengumumkan pemenangnya dari juara satu, dua, sampai tiga. Tak ada nama Syahrul di antara ketiga pemenang itu, tapi saat itu aku dapat melihat dengan jelas tak ada raut sedih dari wajahnya, ia bahkan dengan sangat gentle memberikan selamat kepada para pemenang. Ya Allah, ku dapatkan lagi pelajaran kedua dari bocah penuh semangat itu hari ini.

“bahwa kompetisi tetaplah sebuah kompetisi di luar ini semua kita adalah tim, tim dalam sebuah kehidupan” 

Tulisan ini ku persembahkan untukmu adik kecil, sehari pertemuan kita aku belajar dua hal dari mu yakni sebuah kebahagiaan yang sederhana dan sikap gentlemu di tengah kekalahanmu, kamu adalah calon pemimpin bangsa ini Syahrul Yasin Limpo (bocah yang hidup dan bersahabat dari tumpukan bahkan gunungan sampah).

Sebelum lomba kita perkenalan dulu ya, kan "Tak kenal maka tak sayang" ^^

Yeyeyeyeyey Happy Independence Day 

 Kita pose dulu kakak :)

 Ahhh semangat banget nulisnya ^^

Hihihih kakaknya di kerumunin ^^
Rasanya kurang Afdol kalau nggak berfoto sama pemenangnya ya, selamat buat adek Putri (Kanan)

Mimpiku memang amat sederhana, merayakan 17 agustusan bersama mereka anak-anak yang ku sebut "Pemeluk mimpi", anak-anak yang setia bersahabat dengan sampah dan anak-anak sederhana yang tetap bersemangat di tengah gunungan sampah. Tetapi, dengan merekalah salah satu impianku dapat terwujud, merekah senyum bersama mereka:) 

 "Tulisan ini diikutsertakan dalam Best Article Blogger Energy".   

                                                                                   
                                                                                       




22 comments:

Haris said...

di saat terjebak dalam berbagai kekurangan, masih ada semangat untuk merubah kekurangan itu menjadi kelebihan.
bisa kita lihat, bahkan kita yang merasa lebih baik akan belajar dari kekurangan itu untuk menjadi koreksi diri. dan Syahrul Yasin Limpo telah mengajarkan itu semua.

Anonymous said...

Hah! Syahrul yasin limpo!!! Wiwi temenan sama Gubernur sulsel! Hah!! Hahahaha :p

Sebenarnya mereka itu lebih kaya dari kita wi, karena mereka punya semua yg mereka butuhkan bukan yg mereka inginkan jadi mereka tetap bahagia, berbeda dengan kita yg selalu merasa kekurangan, karena semua yg kita inginkan belum ada. Mungkin kita hanya harus bersyukur ;)

Meykke Santoso said...

udah lama yak postingannya, tapi begitu baca jadi so sweet banget, apalagi sama Syahrul..keren ih cc bisa bantuin kayak begini..aku jga pingin bingit bisa kek gini..ngajarin anak anak seperti mereka, dikerubungin begitu, aaaaaakkk..mauuu..ajakin aku dong cc!

Tofik Dwi Pandu said...

luar biasa sekali, patut di contoh oleh pemuda pemudi di luar sana termasuk gue. mau berbagi dengan anak2 yang kurang mampu. smoga makin banyak yg kaya kamu

koreksi tulisan 17san harunya 17an udah itu ajah hehe

Ahmad said...

Kebagahian itu sesuatu yang sederhana. Asalkan kita bersyukur dgan smua nikmat yg ad, psti kita bahagia dan ga iri.
Trkdang, sebuah ilmu ga hnya d dapatkan dri dlam kelas. Dri apa yg diliat dan dirasakan, bsa mnjadi sbuah ilmu. Dan syahrul mengajaraknnya ke smua org. Bkan hnya lo aja.
Kren banget, pgen gue jga bsa bimbing seorang anak utk ikut lomba. Heheh

Mei Wulandari said...

serius ini kegiatannya mulia sekali :)
ada lomba menulis untuk sobat buat teman2 yg masih kekurangan..
semoga mereka selalu diberi nikmat lebih
btw Syahrul memberikan banyak pelajaran buat kita semua
kompetisi tak boleh membuat kita menyerah bahkan pasrah, justru kemenangan kita dapatkan kalo kita berani menerima kekalahan yeyeyeye
moga2 meng best srticlenya ya

Sobat Anak Lemina said...

Terima kasih telah menuliskan ini. Ayo bersama ikut melunasi janji kemerdekaan "mencerdaskan kehidupan bangsa". Tak harus jadi anggota dewan, pejabat atau org kaya, tuk turun tangan bagi anak bangsa. Mahasiswa bisa kok!

miffaradisa said...

wah si syahrul keren...meski kalah lomba balap karung, tapi dia tetep senang ikut lombanya...
aku juga pengen banget ngajar anak2 kayak gini..tapi sampe sekarang masih belum kesampaian...arghh

Dee said...

salut sama Wiwi, bisa dekat dengan sahabat2 kecil sperti mereka, salam sayang buat mereka yaa.. semangat terus menebar manfaat :)

Unknown said...

bapaknya ngefans sama syahrul yasin limpo yg tua kali, haha
bahagia sih dari dulu juga sebenernya sederhana banget;
bisa makan disaat lapar, bisa tidur saat lelah, bisa berkumpul sama temen kan juga bisa dianggep bahagia :)

latif anshori said...

aku jjuga pengen kayak gitu, andai ya disidoarjo ada yang kayak gitu pasti aku ikut...


:(

Lia Damanik said...

Pernah dengar gak sih? Pak Dahlan Iskan dan Mario Teguh menceritakan peristiwa-peristiwa di masa kecil mereka, yang kalo kita lihat dari sudut pandang kita tuh sesuatu yang akan kita kasihani. Padahal mereka sendiri bilang mereka sama sekali gak sedih waktu menjalani kejadian-kejadian itu.

Pada tau kan kisah kemiskinan Dahlan Iskan dan Mario Teguh..
Mungkin mereka dan anak-anak TPA itu tetap bahagia begitu karena mereka bersyukur dan gak muluk-muluk.

tiageardy said...

Satu kata yang memang seharusnya diucapkan, yaitu Alhamdulillah... Nah dengan begitu kita bisa menyadarinya dengan kasat mata bahwasanya manusia itu harus bersyukur entah itu dalam suka dan duka ataupun didalam sebuah keterbatasan. karena perasaan bersyukur itu menjadikan kita selalu nyaman,tenang, bahagia entah dalam keadaan apapun itu. :))

Nizaruddin Rais said...

Keren loh ini acaranya. tapi emang deh, dalam keterbatasan, manusia lebih mampu bersyukur dan berusaha..

so sweet banget post nya :D

Wiwi Aswan said...

Bukan Rick >.<

Yup setuju sama kamu :)

Wiwi Aswan said...

Iya..
Hahahah ayukk sini aku ajakin :)

elangdrum said...

Wiwi keren bgt, memang benar hidup itu tentang bagaimana kita menyikapinya. Banyak orang berada yang sepertinya bahagia justru malah hidupnya seperti terpenjara. Siapapun mereka, mau pemulung atau anak pejabat punya potensi yang sama. Hanyan mungkin kesempatannya yg berbeda. Semoga Indonesia makin maju dalam mencerdaskan bangsa.

Unknown said...

Kak Wiwi keren banget, kenalin aku Heni *siapa tanya*. Yg kka lakuin bener2 kegiatan mulia, kebahagiaan itu sederhana sebenarnya. Hanya dengan banyak bersyukur, insyaallah kita semua seharusnya merasa bahagia. Kapan2 ajakin aku ya :D

Siska Dwyta said...

kegiatannya seru tuh. semoga syahrul yasin limponya bisa jadi kyk syahrul yasin limpo yang sekarang di masa mendatang^^

Willi Anugrah said...

ini postingan jaman kapan nih ?? haha..
tapi kayaknya seru juga yah kegiatnnya..

Unknown said...

mulianya kegiatan ini dan pasti punya kesan beda karena mereka juga anak2 yang kurang beruntung. bisa lihat mereka seneng pasti bahagia banget ya :)

Bocah Saico said...

istilah yang bagus "pemeluk mimpi' :D
semangat ya buat syahrul ~~~~
sampaikan salamku padanya. #halah