Friday, February 21, 2014

Janji Tetesan Hujan

Ini bukan tentang rindu, tapi ini adalah sebuah janji di antara tetesan-tetesan hujan. Kamu pernah bertanya dan bercerita tentang wanitamu, tentang kisahmu yang membahagiakan. Tentang dia yang memelukmu di bawah rinai hujan tanpa adanya sekat, aku mendengarkan. Lain waktu, kamu datang dan (masih) bercerita tentang dia wanitamu tapi kali ini cerita berbeda yang kamu bawa, tentang dia yang pergi dan menjauh darimu demi sang pangeran. Matamu basah, aku sedikit tercengang bagaimana mungkin seorang lelaki perkasa, seorang lelaki yang ku kenal begitu gagah terlihat sangat menyedihkan hanya karena seorang cleopatra.

Perasaan cemburu merasuk, jujur aku tak suka merasakannya. Aku yang berjalan di sampingmu lebih lama di kalahkan oleh dia yang baru kamu kenal setelah aku. Terkadang aku bertanya, apa yang kamu sukai darinya? Mengapa harus dia? Gadis itu, serupa pupuk yang menyuburkan sang bunga, serupa lebah yang menemukan sarang madunya. Kamu lelaki perkasa itu harus rapuh di tangan seorang cleopatra, seseorang yang kamu puja dan kamu banggakan sekalipun ia sudah menaburkan luka akibat kekecewaan di hatimu.

Aku paham dan menikmati sang waktu, di lain hari kamu dan aku adalah sepasang sepatu yang saling melengkapi, saling memberi tawa tanpa pernah ada jeda. Kamu tahu, sekarang menjadi tidak penting lagi hubungan apa yang sedang kita jalani, tetapi satu hal yang pasti seperti janji kita di antara tetesan hujan, jika kamu merasa rapuh selalu ada aku yang akan tetap memegangmu erat tanpa enggan untuk melepaskan dan membiarkanmu berjalan seorang diri.

"Tetesan-tetesan hujan ini, membawaku pada ingatan masa lalu dan disetiap perciknya melahirkan bulir-bulir rindu tentangmu"

Ku persembahkan tulisan ini untuk DIA, sang pemilik dua vokal yang di apit oleh tiga konsonan. Sang pemilik rindu, yang tidak mengalahkan pemilik rindu yang sebenarNya :) 




Saturday, February 15, 2014

Menunggu

Pada sebuah jarak kita menemukan tempat, seperti lebah yang menemukan bunga, atau pun harimau yang menemukan mangsanya. Malam tidak lagi pekat begitu katamu, panas tidak lagi menjadi penghalang ataupun hujan tidak lagi menyusahkan. Seperti waktu yang terus berganti kita pada akhirnya menemukan sebuah rumah untuk berteduh, tidak berbalik untuk saling merangkul, atau pun tidak tetap tinggal untuk saling menyakiti. Aku tak pernah memaksamu untuk berlari atau pun berjalan ke rumah yang lain, bahkan aku lebih tak pernah memaksamu untuk hanya sekedar singgah. Jika kamu wanita maka tegaslah, bukankah seorang wanita dewasa tak pernah ragu dalam mengambil keputusan?

Aku dan kamu terlahir dari rahim yang sama, rahim seorang ibu yang cantik, seorang wanita yang berwajah surga, sekali pun begitu kita adalah pribadi yang berbeda. Dear kakak yang cantik, kakak yang selalu berusaha menjadi perisai ketika sang adik terkena pedang, kakak yang selalu menjadi payung ketika adiknya yang egois ini terkena hujan, aku bahagia ketika kamu mengabarkanku tentang rumah barumu, ketika kamu bercerita tentang pekerjaan barumu, ahhh kakak aku merindukanmu. Aku merindukan sosok yang selalu menjaga serta menyemangatiku, tak peduli tentang mereka yang selalu meremehkanmu yang jelas kamu adalah sosok yang sangat aku banggakan.

Dear kakak, keputusanmu telah kau buat, kini jarak antara kamu dan aku semakin jauh, awalnya aku kecewa tapi kamu selalu meyakinkanku walau bagaimana pun seorang kakak pada akhirnya tidak (lagi) menjadi kakak, dan seorang adik pun pada akhirnya harus bisa berjalan sendiri. Kak, terima kasih sudah menjadi kakak yang baik selama ini, sudah menjadi perisai dan payung diwaktu bersamaan untukku. Jangan pernah letih mengingatkan adikmu yang bandel ini, jangan pernah lupa untuk memarahiku ketika aku sedang khilaf. 

Jarak menguji kita untuk saling merindukan, jarak menguji kita untuk saling mempererat cinta. Jika kamu letih atau tak bisa lagi melawan rindu, maka pulanglah selalu ada aku, bapak, dan mama yang selalu menunggumu, baik-baiklah di sana kakak, jaga kesehatanmu yang terpenting jaga ibadahmu :*


"Untuk Apritawarti Aswan kakak yang selalu menjelma menjadi perisai dan payung untuk adiknya yang egois dan manja, peluk cium dari adikmu di Makassar"





Say It With Books

Haiii februari apa kabar kamu?
Apakah kamu baik-baik saja?
Apakah harimu sebaik hari-hariku? atau justru sebaliknya.
Ahhh tak ada jawaban sebaik jawaban yang aku punya, februari bulanmu sangat menakjubkan untukku bagaimana tidak aku menemui banyak cinta dari setiap mereka yang ku temui di februariku. Bulan ini aku mulai dengan Praktek Kerja Lapangan sebagai syarat untuk menyelesaikan study akhir ku, semua berjalan dengan menyenangkan mendapat pengalaman baru, teman baru dan tentunya suasana yang baru pula. Tetapi dari sekian hari yang ku lalui di februari ini tanggal 14 februari adalah hal yang paling berkesan untukku. Bukan karena hari yang mereka sebut sebagai hari "valentine" itu yang membuatnya menyenangkan dan berkesan, tetapi bertepatan dengan tanggal 14 februari aku dan beberapa teman yang tergabung dalam komunitas @PenyalaMakassar mengadakan kegiatan yang bernama "Say It With Books" katakan dengan buku. Cinta tidak melulu soal cokelat atau pun bunga, tetapi cinta adalah peduli kepada mereka yang membutuhkan dan salah satu bentuk cinta adalah ketika kita mau mendonasikan buku kita yang sudah tidak di gunakan lagi kepada adik-adik kita di pelosok negeri ini. 

" Buku lama adalah buku baru bagi mereka yang belum membacanya"

Ketika kamu peduli maka bertindaklah, peduli bukan soal mengungkapkan dan menuntut tetapi peduli adalah bertindak. SIWB di laksanakan dari pukul 08.00 sampai 20.00 WITA, kami menerima sumbangan buku dari mereka yang peduli terhadap pendidikan anak-anak di pelosok negeri. Akses yang sulit menyebabkan mereka terkendala soal buku baik buku sekolah atau pun buku bacaan, maka kami @PenyalaMakassar hadir sebagai salah satu wadah bagi mereka yang ingin berdonasi.

@SobatLemina secara simbolis memberikan donasi bukunya kepada teman-teman @PenyalaMakassar
Mereka yang peduli :)
Selain donasi buku, dalam kegiatan SIWB kali ini teman-teman dari beberapa komunitas ikut tampil untuk memeriahkan acara di antaranya teman-teman dari @StandUpIndoMKSR yang di wakili oleh @dirgarinaldi, @street_capoeira, @comasu_mks, @lendabook_mks, @kpajmks (yang di wakili oleh adik Fatma, ahhh merinding ngeliat kamu bacain puisi adik cantik :*),  serta teman-teman dari @izoc_mks. Tiada kata yang mampu di ucapkan selan terima kasih.

Perform dari teman-teman comasu

Penampilan teman-teman Izoc

Teman-teman dari Spasi yang bersedia menyediakan waktu untuk memeriahkan acara :*

Pada akhirnya kebersamaan kita harus di akhiri

Peduli bukan soal pujian, tetapi peduli adalah semangat yang selalu di wujudkan. Ketika kita bicara soal semangat mereka lah orang-orang berjasa di balik penyelenggaraan SIWB.
Street campaign sebelum pelaksanaan Say It With Books ( SIWB)
Semangat kalian luar biasa :*

Salah satu wujud cinta, adalah ketika kita mampu mengajak orang mengganti cokelat ataupun bunga menjadi buku atau ketika kita bisa menjadikan 14 februari sebagai hari berdonasi buku.

Bagaimana mungkin saya tidak mencintai kalian, bahkan saat hujan semangat kalian tidak padam.
Pada akhirnya, saya tidak akan pernah malu ketika harus mengatakan bahwa kalian kakak-kakak @PenyalaMakassar HEBAT, kalian KECE, kalian KEREN dan saya bangga bisa menjadi bagian dari kalian :*
 Di balik kata lelah, di balik persiapan yang panjang, dan di balik jatuh bangun mempersiapkan SIWB selalu ada senyum yang membahagiakan :). 

Ku persembahkan tulisan ini untuk mereka yang pertama kali ku temui di event MIWF
Untuk mereka yang selalu mampu menyalakan semangatku
Untuk mereka yang selalu peduli
Untuk mereka yang selalu punya tempat di hatiku
Penyala Makassar :*