"Kelak ketika kamu tak lagi bisa menemuiku, yakinlah selalu bahwa ada aku yang akan selalu bisa mengawasimu dari kejauhan" ~ Anonim
Lama tidak menyapamu dalam doa, lama tidak mencari tahu keberadaan mu lewat sosial media. Sebab, terakhir kabar yang ku tahu kamu telah menemukan dia yang selama ini kamu cari. Ijab telah kamu ucapkan, bagi seorang perempuan yang hanya bisa menghabiskan diam dan menikmati sunyi seorang diri semua usai.
Begitu saja, tak ada yang istimewa. Hujan tetap turun sesuka hatinya, sedang rindu tetap berada pada satu titik, tidak beranjak, tidak pula berusaha melarikan diri, lantaran ia juga tahu tempat yang diinginkan sang pemilik rindu tidak lagi sama. Sang pemilik rindu tidak berhak lagi mengirimkan rindunya pada dia yang tidak lagi berhak, sang pemilik rindu tidak sepantasnya menanyakan kabar dia yang telah menemukan bahagianya, sang pemilik rindu pun tidak seharusnya memikirkan dia yang mungkin saat ini sedang duduk bersama belahan jiwa nya.
Aku, anggaplah perempuan sunyi itu. Hari-hariku tak lagi sama ketika kita masih dengan leluasa saling berkabar. Kamu memberikan banyak waktu untuk mendengar atau membaca setiap ceritaku, sedang aku memberikan banyak waktu untuk hanya sekedar mendengarkan keluh kesahmu. Kamu, menanyakan hal-hal sederhana padaku, semisal baju apa yang cocok dengan warna celanamu. Sedang aku, memintamu untuk melakukan hal-hal sulit yang tidak kamu sukai, sesulit kamu yang tak pernah mau membacakan puisi untukku.
Aku, anggaplah perempuan sunyi itu. Hari-hariku tak lagi sama ketika kita masih dengan leluasa saling berkabar. Kamu memberikan banyak waktu untuk mendengar atau membaca setiap ceritaku, sedang aku memberikan banyak waktu untuk hanya sekedar mendengarkan keluh kesahmu. Kamu, menanyakan hal-hal sederhana padaku, semisal baju apa yang cocok dengan warna celanamu. Sedang aku, memintamu untuk melakukan hal-hal sulit yang tidak kamu sukai, sesulit kamu yang tak pernah mau membacakan puisi untukku.
Pada deras hujan, dan gelapnya langit semesta akhirnya berkabar. Bahwa mencintai, mengagumi, menyukai, kamu yang kemudian pergi bersama orang yang aku kenali, ini skenario Tuhan yang menyedihkan. Sebab, ia yang kamu pilih adalah ia yang pernah menjadi bagian dari skenario perihal kedekatan kamu dan aku. Marah? Tidak, karena kemarahan adalah ketidakmampuan ku membuktikan keihklasan. Aku baik-baik saja, cukuplah itu yang kamu ketahui.
Aku hanya perlu berdamai dengan waktu, aku hanya perlu memahami skenario Tuhan, sebab aku tahu di belahan bumi yang entah, akan ada dia yang mendoakan serta menyebut namaku seperti caraku mendoakan mu dahulu.
Teruntuk Dua vokal yang diapit tiga konsonan, baik-baik lah di sana.
#PosCintaTribu7e Hari Ke 2