Friday, February 5, 2016

Sebuah Perjuangan

"Selamat berjuang, Wiwi. Satu pesanku.
Teman tertawa dan bersenang-senang itu banyak dan mudah ditemukan.
Teman berjuanglah yang harus kamu cari" ~ Andi Bunga Tongeng

Malam ini kularungkan doa pada Tuhan, memohon kebaikanNYA kembali, meminta pertolonganNYA lagi, esok ketika kakiku telah kuinjakkan kembali di tanah Papua harapku semua akan baik-baik saja. Empat februari 2016, menjadi awal perjalananku untuk kembali menata kehidupan di kota yang baru. Sorong, tak pernah terpikir bagiku kota ini akan menjadi salah satu bagian kehidupanku. Sebab, dulu ketika pilihannya harus kembali ke Papua aku lebih memilih kembali pada tanah kelahiranku, kembali pada masa kenangan-kenangan manis tentang masa kecilku ada, dan kembali pada masa pertama kali aku bertemu dengan cinta pertamaku.

Sorong dengan segala keeksotisannya, dengan segala keseksiannya menyambutku di pagi yang begitu cerah. Pesawatku mendarat dengan mulus tepat pukul 07.00 WIT di bandara Domine Eduard Osok. Masih tak percaya, sebab semalam aku masih ditemani rintik hujan yang jatuh membasahi kota makassar, sedang pagi ini aku disambut dengan udara kota Sorong yang masih terlihat lebih ramah. Sorong kedatanganku untuk pertama kalinya ini benar-benar tidak pernah ada dalam bucket list ku. Segala rencana yang telah kutulis dari akhir tahun 2015 kemarin, tidak pernah sekalipun menyebut Sorong sebagai salah satu kota tujuanku. Pada akhirnya sekali lagi aku harus mengakui tentang ketetapan Allah, bahwa sebagai manusia aku boleh saja berencana tetapi Allah lah yang menentukan segala rencana yang telah aku tetapkan.

Kota ini kembali mengingatkanku, bahwa keberadaanku di sini adalah untuk berjuang dan untuk kembali menemukan. Seorang teman pernah berkata,

"Jangan berhenti untuk berjuang hanya karena kau lelah. Tetapi berhentilah jika menurutmu itu adalah hal yang salah" dan "mencarilah agar kamu bisa ditemukan"

Hari ini perjuanganku kembali dimulai, kembali harus belajar mengenal watak dan karakter setiap orang yang aku temui, belajar untuk mandiri dan kembali belajar untuk menemukan kamu yang mungkin saja akan kutemui di sini. Entah seberapa mampu aku nantinya, atau entah seberapa rapuh aku pada akhirnya, yang jelas aku tau dibelahan nusantara lain ada "mereka" yang akan selalu mengingatkanku, ada "mereka" yang akan selalu menerimaku dan ada "mereka" yang akan selalu menungguku.






1 comments:

Hana said...

Wah, saya jadi melankolis membacanya. Mengingat akan melakukan perjalanan serupa di waktu yang akan datang.

Selamat berjuang Wiwi

Semoga menemukan apa yang hendak dicari.

Tetap tegar 😄