Friday, January 10, 2014

Kenangan

Aku tak pernah suka bercakap denganmu, hingga waktu memaksa kita untuk berjalan ke arah yang berbeda, alasannya sederhana karena aku terlalu malu bertatap wajah denganmu. Kamu mungkin tak pernah tahu kebiasaanku, hingga kamu pergi bersama angin tanpa meninggalkan jejak yang bisa aku kenang. Tetapi, kamu adalah bagian dari kisah yang tidak akan pernah terlupakan. Kepergian yang menyesakkan itu hanya meninggalkan sebuah ucapan "Rindu" yang tidak pernah kamu dengar, kepergian itu jugalah yang membuat kakiku tak sanggup untuk menopang tubuhku ketika aku melihatmu dari kejauhan. Sungguh, kepergianmu membuatku hanya bisa menikmati kerinduan melalui sebuah gambar.

Kamu adalah bagian kecil dari cerita hidupku yang panjang. Ingatkah kamu, ketika kamu pernah berucap bahwa kamu sangat menyukai hujan, tetapi kamu menggunakan payung untuk berjalan di bawahnya. Atau ketika kamu juga pernah berucap, bahwa kamu sangat menyukai matahari. Akan tetapi, kamu menghindar ketika sinarnya menerpamu. Dan kamu juga sangat sering berucap, bahwa kamu menyukai angin.Tetapi, kamu menutup semua pintu dan jendela rumahmu ketika angin berhembus. Alasan inilah yang menyebabkan aku selalu ragu, ketika kamu menyatakan bahwa kamu menyukaiku. Pendirianmu yang selalu berubah adalah jawaban dari setiap keraguan yang aku miliki.

Kamu menciptakan banyak kenangan dalam kisahku, entah itu bahagia, sedih atau meyakitkan sekalipun. Tetapi aku tetap menyukai setiap potongan-potongan kenangan itu dalam bentuk apapun. Kepergian yang tidak pernah kamu sesali (aku harap begitu). Kenangan yang menciptakan aku dan kamu yang belum sempat menjadi kita, kenangan yang menghadirkan aku dan kamu baru sebatas koma, dan kenangan yang membuat aku dan kamu berjalan ke persimpangan yang berbeda.

                          "Untuk Pemilik Rindu yang Sebenarnya"

16 comments:

Nizaruddin Rais said...

galau postingannya ._.
bagus kalau memang ragu jangan dilanjutin jalannya mumpung belum jauh :D

miffaradisa said...

ampun deh..galau bangett...
udah ah.. eh tapi susah juga sih kalo udah stuck semacam itu... dan bilang "suka" itu kadang nggak membuktikan segalanya...hmm...

Ezar Ikhsan said...

keren aku suka gaya penceritaanya galau abis haha:D
ayo move on meski kadang sulit untuk dilakukan namun bukan berarti tidak mungkin :)

Iva Mairisti said...

jiaaahh galau, bahasanya mudah dimengerti, tapi kalau dibaca nyesek juga. Ini kayak PDKT gitu tapi gak jadian kan, huuuhhh cuma baru sampai koma kan? kali aja masih ada lanjutannya, semoga bertemu dilain waktu, jodoh pasti bertemu, gitu kan? iya gitu. hehehe

Robianus Supardi said...

Emang harus kayak gini sih, kalo ragu lebih baik pergi ke arah yang berbeda. Lo kekiri dia ke kanan. Beda kan? :))

Btw, salam kenal yah.
Gue follow blog sama twitter lo yah..kalo berkenan follback.

Unknown said...

sumpah galau banget. udah buruan move on aja, ya emang sih move on itu ga semudah membalikkan telapak tangan. tapi mending dilupain aja, lagian masih ragu juga kan? biasanya sih kalo ragu2 gitu hasilnya kurang bagus, jadi mungkin lebih baik pergi aja.

Tofik Dwi Pandu said...

Promo pertama langsung galau, duhh.. 2014 loh ini hahaha..

Yaudah kalo ragu mending jngan dilanjutin, nanti ga bener.. Udah itu ajah.

Nurul Huda said...

galau. udah itu aja.

aku suka sama ucapan-ucapannya tentang angin, matahari sama hujan. Itu bener-bener dalem yak maknanya, tadi sempet tenggelam dan hampir ga bisa nafas saking dalemnya. haha.

Djo said...

kalo ragu mendingan udah sampe sebatas itu saja. perkenalan dengan dia dilupain, semua tentang dia dilupain. hapus memori tentang dia. (nah inikan lagu) lebih baik move on kejalan yang emang udah terang dan jelas.
ya, mungkin cuma ini yang bisa saya resap dari post galau itu.

Anonymous said...

Suka hujan dan kemudian berlindung di bawah payung bukan berarti takut hujan, suka matahari dan kemudian berteduh saat matahari menyinari bukan berarti takut matahari. Begitupun dengan perasaanya yg menyukaimu, bukan berarti dia takut dan berlindung, tapi dia sedang mengokohkan cinta itu. #halah #apasih #ngacoooo... Hahahaha xD maap..maap.. :3

Joga Tjahja Poetra said...

gue suka di analogi yang hujan, panas, angin. pas buat pendirian yg berubah2..

Matthiday said...

Ini galau maksimal, sumpah.
Pasti sewaktu lagi menulis ini ada air mata yang menetes di laptopnya.
Eh, air matanya kena laptop, lalu laptopnya rusak. Dan, akhirnya mantan lagi yang disalahkan. Sungguh kejam dunia ini. :''))

latif anshori said...

kenapa bukan kamu ajah yang memertegas pendiriannya ? dengan cara mengatakannya bahwa kamu cinta dia :D

Ahmad said...

Nah, skrg gue bru paham sma tulisannya. Jdi intinya lgi galau yak. Hahah, sma kyak gue. Tpi bedanya gue ga tau apa yg gue galauin _ _"...
Ni yg nlis cwe sih? Klo cwo brrti sma kyak gue. Ga brni ntap wjah org yg d taksir. Heheh

Catatan Harian Irfan said...

Yang selalu di ingatnya kenangan manis saja,,, kenangan pahit jangan di ingat ingat,,, itu si saran aku nantinya bisa sedih lagi kalo mengingat yang pahit mah
Nice post

Unknown said...

Keren bgt ....