Friday, February 13, 2015

Penggenap

Assalamualaikum
Haiii titik, 
Perkenalkan aku koma penggenapmu.
Apa kabar kamu? Ehhhh maaf telah lancang menanyakan kabarmu. Yahhh begitulah aku, perempuan super aktif yang tidak bisa diam, perempuan mandiri yang kelewatan mandirinya. Perempuan agois dan tentu saja perempuan keras kepala.

Entah harus kujabarkan dari mana untuk mendeskripsikanmu, yang ku tau kamu adalah titik yang tak pernah lupa terhadap Tuhanmu, yang ku tau kamu adalah titik yang selalu suka melipat lengan bajumu dan yang ku tau kamu adalah garpu yang selalu saja tepat menikam jantungku. 

Aku tak lagi akan bertanya siapa kamu? Sebab, rasa-rasanya aku sudah sangat mengenalmu. Aku hanya ingin tertawa, ya izinkan aku tertawa untuk beberapa detik kedepan, ahhh tidak aku minta beberapa menit atau mungkin beberapa jam, setelah itu kamu bisa memelukku.

Maafkan aku, jika selama ini keberadaanmu tidak aku ketahui. Tentu saja, bagaimana mungkin aku bisa menebakmu jika perhatianmu kamu sampaikan dari balik tembok, dan bagaimana bisa aku menyadarinya jika wajah tenangmu yang selalu kamu tampakkan. Ahhhh sungguh, sekali lagi maafkan aku.

Terima kasih telah menyadarkanku.
Kamu titik (pria).
Kamu tidak cukup untuk berucap sayang, kamu tidak cukup untuk berucap cinta dan menjaganya dengan sepenuh jiwa.
Perilaku dan tindakanmu sudah cukup meyakinkan , bahwa kamu tepat untuk di pilih. 

Tertanda,
Koma

7 comments:

Unknown said...

Kata-katanya sangat puitis
baca berulang ulang ga ada bosenya :D

Unknown said...

Nama pemeran diganti tanda baca.. bagus

Baru pertama komen disini salam kenal ya^^

Unknown said...

Antimainstream banget nih perumpamaannya. Pake tanda baca, sedangkan yang pake manusia aja gue kadang bingung mendefinisikan puisi.

Tapi, secara keseluruhan gue suka sama tulisan lo di puisi ini. Yang gue pikirin di atas itu tentang pria yang punya cinta diam - diam sama sahabat/temannya. Tau ah.

Pangeran Wortel said...

Asik, nih. Baru pertamakali mampir. Udah disuguhin wejangan yang keren gini.

Koma romantis banget, ya. Membiarkan titik membuat waktu berhenti sesaat dan kala tertawa telah selesai, pelukan yang melanjutkan.

Ahhh, koma romnatis banget.

Salam kenal dari Pangeran Wortel. :)

kaleng said...

kunjungan perdana nih... :)
keren ya gaya nulisnya. sesuatu yang baru baru buat aku

Latifah said...

asek perumpamaannya cakep banget pake tanda baca gitu.

Rizka Ilma Amalia said...

Diksinya bagus.. Sederhana tapi ngena banget. :)