Tidak
semua hal di dunia ini harus di anggap musibah, salah satunya adalah saat kamu
putus sama orang yang kamu sayangi dan kamu cintai (pacar), terkadang tanpa
kita sadari banyak hal yang berubah dari diri kita semenjak kita putus atau mengalami
nasib yang namanya patah hati atau pada umumnya putus cinta.
Inipun
berlaku untukku, tulisan ini sebenarnya akan ku persembahkan untukmu (mantan
kekasih) aku hanya ingin mengucapkan terima kasih banyak yang sebesar-besarnya
tidak bermaksud menfitnah atau menjelek-jelekkan sekali lagi hanya ingin
berterima kasih.
Banyak
hal yang harus aku syukuri saat dekat dengan dirimu, tetapi lebih banyak lagi
saat kita sudah kembali menjadi kamu dan aku(putus). Aku semakin banyak
menulis,berimajinasi dan bahkan melamun, merangkai setiap kata menjadi susunan
kalimat yang bahkan aku sendiri tidak pernah tahu siapa yang akan menikmati
tulisan-tulisan ini. Tulisan-tulisan yang banyak terinsprasi darimu, dari kita
dan tentu saja dariku.
Awalnya,
aku harus akui aku marah padamu, kecewa, jijik, bahkan sangat membencimu,
membencimu untuk segala hal yang kau perbuat padaku, tetapi sungguh naïf jika
aku hanya menilai keputusanmu pergi dariku hanya dari sebelah sisi saja.
Beberapa hari aku memikirkannya, akhirnya sebuah keputusan muncul di benakku
bahwa aku harus berterima kasih padamu, jika bukan karena kau rasanya tidak
akan mungkin aku betah duduk ber jam-jam di depan laptop hanya untuk menuliskan
kisah-kisah kita, kisah manis, asam, kecut bahkan sampai pada tahap pahit. Jika
bukan karena kau pula, tidak akan mungkin aku mengenal karya-karya sastra
klasik yang sering kau ceritakan, atau buku-buku politik serta organisasi yang
kau letakkan dengan sangat rapi di kamar milikmu.
Kamu
sungguh adalah orang luar biasa yang ku kenal, seorang intelektual muda yang di
kagumi banyak orang, seorang yang mempunyai wibawa serta loyalitas yang sangat
baik tetapi maaf mungkin penilaian banyak orang terhadap dirimu saat ini sudah
berbeda dan melenceng jauh dari pandanganku, dimataku kau adalah seorang pria
yang sudah kehilangan wibawa serta martabatnya, sekali lagi maaf tidak ada
maksud dariku untuk menjelek-jelekkanmu aku hanya sedang berusaha berkata jujur
pada diriku sendiri
Sekali lagi hanya kalimat
sesederhana “Terima Kasih” yang bisa mewakili apa yang ada di benakku,
mewakili segala hal yang sudah kau perbuat untukku.
0 comments:
Post a Comment