Rindu itu lagi-lagi menyerangku, seperti biasa lagi dan lagi aku tak bisa menampikknya. Tuhan aku merindukan sosok "wanita pertamaku". Sosok tangguh yang tak pernah letih mendoakan dan mengucap syukur atas kehadiranku. Aku ingin merengkuhnya, membawanya masuk ke dalam pelukanku tanpa pernah aku melepaskannya lagi. Wanita anggun yang tak pernah letih memancarkan senyumnya, walaupun aku tahu dia sangat letih.
"Nggak papa masih ada kesempatan lain...
Sunday, December 15, 2013
Posted by Wiwi Aswan
with 11 comments
Rindu adalah penyebab aku takut jatuh cinta
Rindu adalah penyebab aku takut memulai
Rindu adalah penyebab aku takut menjalin
Rindu adalah penyebab aku tetap memendam
Rindu adalah penyebab aku tetap memilih bungkam
"Orang yang aneh", kalimat itu sudah terlalu sering menyapa telingaku, sudah terlalu biasa untuk di dengar olehku. Aku tak pernah lagi mempedulikan setiap ucapan sinis mereka yang tak ingin berteman denganku, buatku biarlah aku menjalani...
Posted in Notes
Monday, December 9, 2013
Posted by Wiwi Aswan
with 15 comments
"Pulanglah", kata pembuka itulah yang kuucapkan kepada Hujan. Aku tahu, kata itu lebih menyakitkan di bandingkan sebilah pisau yang mencumbu mesra jemariku, kata itu pulalah lebih menyakitkan di bandingkan rintik hujan yang memeluk tubuhku. Hujan ia selalu datang di saat aku mencapai sebuah klimaks dalam hidupku, hujan kau tahu saat kau mulai menyebut senja hatiku semakin sesak di buatnya.
Hujan, hari ini kita kembali bertemu dalam sebuah kesempatan...
Posted in Diary
Friday, December 6, 2013
Posted by Wiwi Aswan
with 24 comments

Entah sejak kapan aku mulai menyukai anak-anak, bagiku anak-anak adalah malaikat-malaikat kecil yang mampu membuatku tersenyum dengan sangat lama, yang mampu meringankan sedikit bebanku ketika aktivitasku mulai menjenuhkan, yang mampu mengalihkan duniaku hanya dengan melihat senyum dan tingkah mereka yang polos. 10 november bertepatan dengan...
Posted in Notes
Sunday, December 1, 2013
Posted by Wiwi Aswan
with 11 comments
Entah dari mana aku harus memulainya, satu hal pasti yang ku tahu aku sangat sangat sangat mencintai dan merindukanmu. Wanita anggun yang selalu mendekapku. Mama, kerinduan ini semakin menyesakkan untukku. Malam ini, seperti biasa di tengah rutinitasku angin kembali menghembuskan banyak rindu untukmu, aku kembali pada titik jatuhku. Mama, titik jatuh itu seperti bom waktu, ia benar-benar mampu menciptkan kekosongan menjadi semakin pekat.
Mama,...
Posted in Notes
Subscribe to:
Posts (Atom)