Sunday, December 15, 2013

Rindu

Rindu adalah penyebab aku takut jatuh cinta
Rindu adalah penyebab aku takut memulai
Rindu adalah penyebab aku takut menjalin
Rindu adalah penyebab aku tetap memendam
Rindu adalah penyebab aku tetap memilih bungkam

"Orang yang aneh", kalimat itu sudah terlalu sering menyapa telingaku, sudah terlalu biasa untuk di dengar olehku. Aku tak pernah lagi mempedulikan setiap ucapan sinis mereka yang tak ingin berteman denganku, buatku biarlah aku menjalani setiap hembusan nafasku dengan caraku sendiri. Pilihan untuk tak jatuh cintapun biarlah aku yang memahaminya sendiri, tidak bukan tak jatuh cinta tapi aku tak ingin terjebak dalam sebuah perasaan yang belum punya tujuan yang pasti.   

Terkadang (maaf), aku bingung dengan mereka yang memilih pacaran. Apa untungnya?
Karena ada yang menemani kemana-mana?
Karena rindumu punya tujuan?
Atau ada hal lain yang lebih dari itu? Entahlah, hanya kalian yang mampu menjawabnya. Alasanku memilih sendiri sampai usiaku yang saat ini menginjak 20 tahun sederhana saja,

"Karena belum ada lelaki yang pantas mendapatkanku"

Mungkin sedikit narsis tapi biarlah, toh ini hidupku. Aku sendiri yang menjalani setiap hembusan nafas yang sudah di tiupkan Tuhan untukku, lalu kenapa penilaian orang selalu jadi patokan, hufftt. Aku memang tak suka jatuh cinta, alasannya satu "Rindu". Nyeseknya rindu itu yang melelahkan buatku, ketika rindu dan tak tersampaikan rasanya itu pengen marah-marah ke orang (pengalaman pribadi), mending kalau rindu ada status hubungan yang jelas, nah kalau nggak? Mau di alihkan ke mana rindu itu? 

Aku bisa saja mengungkapkan perasaan rindu itu, tapi jelas aku tak bisa melanggar prinsipku, aku tetaplah seorang wanita yang "kuno". Wanita yang lebih memilih memendam, yang lebih memilih menyimpan dan menutup perasaanku sendiri. Karena aku tahu, akan ada lelaki yang tepat untukku di saat yang tepat pula, akan ada rindu yang halal, yang akan aku ungkapkan kepada pemiliknya kelak.
Rindu, satu kata yang mampu membuat hujan melupakan pekatnya malam. Rindu pulalah yang mampu membuat seseorang menjadi stalker.
Ahhh betapa jahatnya rindu itu.

11 comments:

Hanamilia said...

Yup, Rindu itu terkadang melelahkan...
Terkadang hanya karena rindu, kita lupa batasan dan posisi kita yang sebenarnya.

Rizky Ashyanita said...

Ngebahas soal rindu, aku lagi rindu banget sama rumah dan orang tua nih :(
emang rindu itu kalo gak ketemu gak bakal bisa terobati dan rindu itu yang membuat kita lelah :(

Ahmad said...

nah itu dia, gue sbnernya males mengakuinya. tapi gue bner'' rindu sama seseorang sekarang. kalo tau gtu, lbih baik gue nggak usah kenal sama orang trsbut, tapi nasi tlah jadi bubur. skrang gimana kita buat agar bubur itu enak. prtma ksih kecap, ksih krupuk. oke, ini salah fokus. intinya, gue udah trlnjur rindu sama seseorang, dan gue benci hal itu.
eh, itu mottonya keren bnget sumpah. nggak kepikiran gue kyak gitu. ijin copy yakkk, eheheh.
ntar klo ada tmen gue nnya gue 'knapa blom pernah pacaran?' 'krena blom ada cewe yg pntas mendapatkan gue'. sumpahhhhhh kereeennnn!!!

Risah Icha Az-zahra said...

buener banget. rindu bikin orang jadi stalker. hahahha

tpi stalker itu kadang nyakitin kadang nyenengin. tapi lebih banyak nyakitinnya sih.

Neemassulistya said...

sumpah rindu itu bikin nyesek apalagi nyesek sama diputusin orang yang disayangin , pas rindu mengenang masa lalunyaa :v

ERPA said...

Karena jarak tak kunjung mampu merapatkan, rindu jadi semakin merepotkan. Bukan begitu anak muda?

Hahaha... Kadang Kalau dalam pelajaran Bahasa Indonesia, di antara 'Aku kamu' itu disebut spasi. Kalau di bahasa Cinta, disebut rindu. Gitu. Iya :)

Kevin said...

apa lo gak merindukan wanita yang kuat? wanita yang modern?

Kukuh Kurniawan said...

apa yang bikin dipendam?
menunggu itu memang melelahkan loh hahaha

Nurul Huda said...

Eh setuju banget, bahkan sekarang aku nyesel pernah pacaran. Pacaran itu banyak buruknya.....

Unknown said...

rindu yang tak tersampaikan emang paling nyesek, tapi aku setuju kalo kamu lebih memilih untuk sendiri sampai waktu yg tepat tiba akan membawa rindu yang halal itu, itu lebih baik, jangan pedulikan kata orang, jika memang itu yg terbaik lakukanlah.

Siska Dwyta said...

keren prinsipnya.. pertahanka,,, biarpun "kuno" :) tetapla merindu sampai saatnya tiba