Tuesday, June 23, 2015

Ibu

Ibu Dari mana kau belajar ikhlas menghadapi anak-anakmu? Ibu Bagaimana kau bisa selalu percaya pada anak-anakmu. Meskipun kau sendiri menyadari terlalu banyak mulut disekelilingmu yang meragukan mereka? Ibu Bagaimana kau yakinkan dirimu, untuk selalu ikhlas menerima apapun keputusan anakmu? Ibu Mengapa kau bisa dengan mudah sembunyikan dukamu? Ibu Mengapa senyummu begitu sangat tulus? Ibu Jikalau aku kau izinkan untuk melakukan...

Monday, May 25, 2015

IKHLAS??? (Mencoba Berdamai)

Maaf... Sepenggal kata itulah yang tersisa dan mampu aku ucap dari bibirku saat ini.  Maaf... Untuk segala bisu yang aku hadirkan ditengah pertemuan yang tidak kita sangka. Maaf... Atas kecanggungan yang tercipta ditengah rinai hujan. Sekali lagi maaf... Lihat dirimu, Dulu, kamu adalah DIA dalam masaku. Tetapi, sejak kamu menegaskannya untuk tidak lagi saling bertatap maka kita berakhir. Dulu, kamu adalah DIA yang aku yakini. Tetapi,...

Saturday, May 16, 2015

Terima Kasih

Ikhlas? Hmmmm, aku masih berjuang untuk mengiklaskannya lebih tepatnya. Tetapi ungkapan tanpa sengaja itu, kuartikan sebagai perintah untuk benar-benar dan harus ikhlas atas segala perasaan yang kujalani selama ini. Hari ini benar-benar telah selesai, dan kamu yang menegaskannya. Aku paham. Kamu, Terima kasih telah menemukan wanitamu terlebih dahulu. Terima kasih telah menunjukkannya padaku. Terima kasih untuk perkenalan tanpa sengaja ini. Terima...

Monday, April 27, 2015

Menerima

"Menunggumu yang pergi saja sudah menyita banyak waktu, maka menunggu yang dipilihkan Tuhan mungkin takkan lagi sesulit dan semelelahkan saat aku menunggu kamu" Selamat pagi sayang, maaf jika jarak suratku teramat dekat dari surat yang terakhir kali aku tulis dan kamu baca. Aku hanya memiliki waktu yang cukup luang untuk menuliskannya saja, tak ada maksud apa-apa hanya saja semakin sering aku menuliskanmu surat maka semakin aku bisa berdamai...

Sunday, April 26, 2015

Tidak Harus Membenci

Assalamualaikum, Lama tidak mendengar kabar darimu, lama tidak melihat kamu dalam keadaan "maya", dan lama tidak bersapa. Apa kabar kamu?  Bahagiakah kamu? Sudahkah kamu menemukan tempat untuk berteduh? Sudahkah kamu menemukan ladang dandelion yang lebih luas, dari ladang dandelion yang terakhir kali aku ceritakan? Aku harap sudah. Cukuplah kita dengan "masa lalu" yang tidak lagi ingin kita ingat. Cukuplah kita dengan kenangan yang entah...

Tuesday, February 24, 2015

Kepada Ri

Haiii ri, apa kabar kamu? Masihkah sibuk dengan kuliahmu? Atau dengan dunia relawanmu? Ataukah dengan gunung, sungai, pantai, senja serta fajar yang sering kau ceritakan lewat gambar-gambarmu yang sengaja aku lihat lewat akun instagrammu? Ahhhh ataukah kamu masih sibuk dengan sang kleopatra? Lama tidak mendengar kabar darimu ri, aku harap kamu tetap dalam penjagaan NYA. Ri, langitku agaknya belakangan ini sedang demam, akibat seringnya hujan...

Friday, February 20, 2015

Perempuan Penggenap Hujan

Aku sedang duduk dengan kesibukan ku mengerjakan skripsi akhir-akhir ini, aku sedang duduk di tengah ruangan luas yang tentu saja hening, dan aku sedang duduk diantara beberapa staf yang sedang sibuk menggosipkan artis-artis yang belakangan banyak muncul di tv, sedang dibeberapa sudut lain ruangan, pandanganku disuguhkan pada beberapa gadis yang sibuk ber-selfie ataupun hanya sekedar merapikan alis mereka. Ya, belakangan perpustakaan adalah tempat...

Friday, February 13, 2015

Penggenap

Assalamualaikum Haiii titik,  Perkenalkan aku koma penggenapmu. Apa kabar kamu? Ehhhh maaf telah lancang menanyakan kabarmu. Yahhh begitulah aku, perempuan super aktif yang tidak bisa diam, perempuan mandiri yang kelewatan mandirinya. Perempuan agois dan tentu saja perempuan keras kepala. Entah harus kujabarkan dari mana untuk mendeskripsikanmu, yang ku tau kamu adalah titik yang tak pernah lupa terhadap Tuhanmu, yang ku tau kamu adalah...

Wednesday, February 11, 2015

Tidak Menemukan Sebuah Akhir

 "Hujan, ada rindu yang mengalir. Ada kenang yang tergenang" Tidak dalam secarik kertas ku tuliskan namamu, tidak dalam sebait puisi aku menyebutmu. Tetapi, dalam setiap perbincangan-perbincangan ku dengan Tuhanlah aku sisipkan namamu. Entah sejak kapan aku mulai bersahabat dengan malam, entah sejak kapan pula menuliskanmu menjadi sebuah rutinitas panjang yang sangat menyenangkan buatku. Menceritakanmu adalah caraku mengingatmu, menceritakanmu...