Tuesday, November 26, 2013

Romy, Buah Tala, dan Jembatan

"Perjalanan untuk tiga ribu rupiah"

Bocah laki-laki  pemalu itu bernama Rommy, untuk pertama kalinya malam ini aku berjumpa dan berkenalan langsung dengannya. Seperti biasa, dia duduk di tepian jembatan di jalan Abdullah dg sirua (abdesir) makassar. Duduk dengan wajah polosnya yang tampak kelelahan, duduk dengan tatapannya yang teduh, duduk dengan memandang orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya, aku sedikit menduga tatapan teduhnya itu bukan tatapan yang biasa, tetapi tatapan yang penuh harap untuk orang-orang di sekitarnya agar mau membeli buah talanya.

Rommy, namanya terlalu singkat untuk ku tulis. Tapi, kisahnya mampu membuat ku terdiam sejenak, mampu membuatku harus berulang kali mengucap syukur kepada Tuhan, jika hidupku jauh lebih baik darinya. Malam ini aku dan beberapa teman pergi mengunjungi Romi di jalan abdesir, selepas magrib kami langsung menuju TKP. Kami tak langsung menemui adek Rommy di tempatnya biasa berjualan, sedikit survei kecil-kecilan kami lakukan. Mewawancarai beberapa warga sekitar salah satunya, fakta-fakta mencengangkan kami temui.

Adek tangguh itu  memang selalu berada disana malam harinya. Ia berkeliling menjajakan buah talanya, di bawah terik matahari ataupun di bawah hujan yang memeluk tubuh mungilnya, setiap hari bahkan di setiap malam ia tetap setia dengan buah talanya, bahkan terkadang menurut beberapa warga sekitar Rommy baru akan balik ke Jeneponto pukul dua pagi (Jarak Makassar- Jeneponto sekitar 4-5 jam). Rommy pulang ke Jeneponto dengan mengendarai mobil rental terkadang ia malah naik pete pete (kendaraan umum seperti angkot). Anak bungsu dari lima bersaudara itu selalu pulang bersama kakaknya yang juga berprofesi sebagai penjual buah tala.

Foto ini diambil beberapa hari yang lalu oleh kak Fany, saat adek Rommy sedang tertidur karena kelelahan

Berbekal informasi dari warga, kami akhirnya pergi menemui adek Rommy. Awalnya dia sedikit malu-malu bertemu dengan kami, tetapi akhirnya dia sedikit mau bercerita kepada kami. Setiap harinya sepulang sekolah (ia masih tercatat sebagai siswa kelas 5 SD) ia bergegas menuju Makassar, setibanya di Makassar ia langsung menuju daerah Panaikang untuk menjajakan buah talanya menjelang magrib ia menuju ke daerah abdesir, tempatku dimana bertemu dengannya. Sambil beristirahat menunggu jemputan dari kakaknya, ia tetap setia menjajakan buah talanya. Buah tala yang ia jual seharga Rp3000/bungkus itu, ternyata ia beli dari petani buah tala di desanya.

Rommy bocah itu sungguh tangguh, satu hal lagi yang saya pelajari dari dia adalah "Rommy tidak suka di kasihani, dia tidak suka di anggap seperti pengemis". Ia masih memegang prinsipnya bahwa "ia harus tetap menjajakan jualannya di bandingkan meminta-minta", dia mengajarkan banyak hal dalam sekejap pertemuan kami Mengajarkan ku tentang arti bersyukur yang sesungguhnya, tentang arti hidup yang bahkan mungkin masih tidak ku pahami sampai saat ini.

Dear Rommy
Tahukah kamu betapa malunya aku padamu?
Dear Rommy
Tahukah kamu betapa tangguhnya dirimu?
Dear Rommy
Terima kasih untuk segala pelajaran hidup yang sudah secara tidak langsung kau ajarkan padaku hari ini
Teruntukmu Rommy bocah pemalu, pecinta sepak bola :) 



30 comments:

lupanama said...

ehmm , ,
salam kenal . . .

Haris said...

kadang kita memang harus bersyukur dengan apa yang sudah kita punya sekarang. dengan cerita ini kita bisa mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga.

ferry said...

cerita inspiratif, harus bersyukur dengan hidup kita yg lebih dari dia..smoga dia diberi kesehatan slalu

Unknown said...

Kadang gue masih berpikir kenapa Tuhan gak memberikan sesuatu gue inginkan dan lupa mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya selama ini. Dasar manusia.

Lia Damanik said...

Percaya atau enggak, mataku berkaca-kaca baca kisah si Rommy ini.
Malu sendiri karena terlalu mudah patah semangat selama ini.

Si Rommy aku zoom fotonya, udah gede pasti cakep deh.

Unknown said...

Terkadang inspirasi dan motivasi bukan datang hanya dengan sekedar membaca buku motivasi atau mendengarkan para motivator, tapi dari merekalah kita mendapatkannya....
Semoga Dek rommy senantiasa berada dalam lindungan-Nya....

@fridanesia said...

miris ngeliatnya :")

Siska Dwyta said...

Hanya untuk tiga ribu rupiahh.. jauhh banget yaak kerjanya jadi ingat waktu pulang dari jepot satu penumpang dengan orang-orang yang jual buah tala, bapak-bapak tapinya.. saya mikir kok jauh banget yaah jualnya.. apalagi ini anak kecill,,, ah salut buat si Rommy yang tak ingin di kasihani.. bagus jadi contoh buat anak2 jalanan lainnya:)

latif anshori said...

petama-tama gue mau tanya buah tala itu buah apa ??


gue selalu menghormati orang yang mau berusaha bekerja walaupun pendapatannya tak seberpa. Gue juga suka lihat acara orang pinggiran.
entah karena gue yang memang apatis terhadap pemerintah atau memang rasa sosial gue yang tinggi. Gue selalu mencaci pemerintah, menyalahkan pemerintah kalau lihat orang pinggiran seperti adek rommy ini.

tapi gue yakin, perjuangan dia dan orang pinggiran lainnya enggak akan sia-sia. udah banyak kok contohnya di acara kick andy, bagaimana orang-orang luar biasa terlahir dari orang pinggiran bahkan termarjinalkan. gue yakin.

Hanamilia said...

eh,,,ad member BE yg dr makassar :)
dmakassar ka jg tnggal :)
pljran hdup mmg dtng dri siapa sj..

Meykke Santoso said...

Rommy keren sekali..dan aku kira masih banyaaaaak yg kayak Rommy..dan alhamdulillah mereka masih bisa berusah..kita harusnya yg punya kesempatan lebih harus bisa berusaha lebih..dan lusa saatnya kita bisa meringankan beban Rommy Rommy lainnya dengan ngasih emreka kesempatan lebih..Rommy, semangaaaaaaaaaaattt!!

Kukuh Kurniawan said...

eh, ini cerita nyata kah? inspiratif banget..
aku jauh lebih bangga dengan romy yang berusaha mencari uang dengan tidak mengemis..

Unknown said...

awalnya aku kira ini cerpen, ternyata nyata, haha jadi malu sama diri sendiri, gue suka perjuangan Romi, dia ga mau ngemis, dia tetep usaha, seharusnya para pengemis malu kalo tau Romi. inspiratif banget :)

Unknown said...

Sesuatu sekali, bila kita banyak belajar dari apa pun dan tak terbatas pada siapa pun. Belajar dari Romyy adalah belajar bagaimana menjalani kehidupan. Belajar bagaimana bersyukur kepada Allah Swt. Seperti apa kata Wiwi Aswan, darinya kita belajar banyak mengenai; ketangguhan, penerimaan nasib, tetap berjuang dan berusaha..

Wah, andaikan semua orang peduli dan belajar seperti kak Wiwi, tentunya masyarakat kita menjadi lebih maju ke depan. .

Wiwi Aswan said...

Salam kenal kembali kakak

Wiwi Aswan said...

Iya, amin ya Rabbi :)

Wiwi Aswan said...

Amin, makasih ^^

Wiwi Aswan said...

Gue juga sering kayak gitu >.<

Wiwi Aswan said...

Iya mbak :(

Oalah gagal fokus nih ye hahaha

Wiwi Aswan said...

Amin ya Rabbi ^^

Wiwi Aswan said...

:(

Wiwi Aswan said...

Iyekkk kak :(

Wiwi Aswan said...

Buah tala itu buah lontar kakak :)

Wiwi Aswan said...

Yuppp...
Hayooo, kopdar kopdar hahaha

Wiwi Aswan said...

Iya beneran kak Mey, amin semoga semakin banyak Rommy Rommy yang lain ;)

Wiwi Aswan said...

Cerita nyata kuh, yupp sependapat sama kamu :)

Wiwi Aswan said...

Hahahaha gpp mbak, makasih semoga cerita ini memberikan banyak manfaat :)

Wiwi Aswan said...

Amin, mari saling mengingatkan antar sesama.. Ingat berbagi itu indah :)

Unknown said...

ya Allah...
tamparan hentakan buatku yg masih tak pandai bersyukur..
dek Romy tetap berbahagia dgn prinsipmu adek
smogah Allah selalu menjagamu dalam setiap langkahmu
jaga semangat & prinsipmu ya dek

suatu hari nanti sy akan mencarimu & duduk di sampingmu hanya untuk melihat langsung bagaimana semangatmu & penasaran dgn rasa buah tala.. gmn ya rasax... Aminn ya Allah.. smogah di pertemukan dgn adek ini..
:)

Dini Febia said...

Kasihan Rommy, tetapi dia keren. Terharu. :')